Pages

Sunday, 26 January 2014

Cara Sehat Makan Daging


Banyak di antara kita yang masih percaya bahwa daging merah, seperti sapi, kambing, atau babi, adalah salah satu penyebab terbesar timbulnya penyakit jantung. Padahal, jika daging dipilih dan diolah dengan benar, kita dapat mengurangi kadar lemak jenuh di dalamnya, menghindari kulit keriput lebih awal, penyumbatan pembuluh arteri, dan juga peningkatan kolesterol. Berikut caranya:

1. Pilih yang terbaik. Apabila Anda ingin membeli daging, pilihlah yang masih segar, baru, dan memiliki kandungan lemak paling rendah.

2. Tanpa lemak. Sebagai pembeli, Anda bisa meminta untuk dipilihkan daging tanpa lemak kepada si penjual. Biasanya di supermarket besar, daging tanpa lemak lebih mudah dijumpai karena sudah diberi label "tanpa lemak".

3. Buang lemaknya. Potong dan buang bagian berlemak yang masih menempel pada daging sebelum diolah.

4. Rebus atau panggang. Olah daging dengan cara direbus atau dipanggang daripada digoreng karena hanya akan menambah kandungan lemak dan kolesterolnya. Jika Anda masih ingin menggoreng daging, gunakan minyak zaitun yang telah terbukti sangat ampuh dalam memerangi kolesterol.

5. Hapus minyak. Hapus kelebihan minyak dan kalori pada daging yang dipanggang dengan menggunakan tisu minyak.

6. Tahu batasnya. Kurangi mengonsumsi daging, yaitu tidak lebih dari satu potong daging atau sekitar 85 gram daging merah dalam seminggu.

Ternyata sangat mudah bukan? Mengonsumsi daging rendah lemak dan mengandung lemak tak jenuh dapat membuat usia Anda 6 tahun terlihat lebih muda.

Sumber : Kompas.com

Cuaca Ekstrim di Sejumlah Kota, Apa Sebabnya


Indonesia mendadak panas. Bukan karena politik yang belakangan terus mendidih. Tapi  karena anomali cuaca. Ihwal penting yang kerap absen dipikirkan politisi kita. Negeri ini lazimnya disiram 30 derajat celcius. Sepekan belakangan di atas bilangan itu.
Lihatlah yang terjadi di dua kota ini. Medan dan Pekanbaru. Keduanya di Sumatera. Pulau yang terbilang masih berlebat hutannya. Di dua kota itu, suhu mencapai 35 derajat celcius.
Sejumlah kota lain di Sumatera juga dihantam cuaca panas. Meski tidak setinggi dua kota tadi, suhu di Palembang juga kini bikin gerah. Hawa panas itu pula yang dikeluhkan sejumlah pemain sepak bola yang dalam pekan ini berlaga di sana.
Rabu, 11 Mei mendatang, misalnya, kota Pempek itu menjadi tuan rumah laga seru Liga Champions Asia. Tuan rumah Sriwijaya FC akan menjamu Pegasus, kesebelasan tangguh dari Hongkong.  Tim tamu sudah siap bertanding. Mereka ngotot menang. 


Tapi sebelum berlaga mereka sudah cemas. Ya, cemas dengan hawa menikam itu. “ Cuaca di sini lebih panas dan itu mencemaskan para pemain, “ keluh Chan Hiu Min, kreator Pegasus.
Mengapa cuaca di sejumlah kota itu berganti ekstrim? Banyak sebabnya.  Pergerakan suhu matahari adalah salah satunya. Sejumlah ahli menuturkan bahwa suhu matahari kini bergerak ke utara. Ke arah jarak yang paling dekat dengan bumi. Karena dekat, panaslah bumi.
Pergerakan suhu matahari itu juga menandai pergantian musim.  "Karena ada masa transisi ke musim kemarau. Memang saat ini ada kalanya hujan, ada kalanya panas," kata Kukuh Ribudiyanto, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG.
Kian memburuklah cuaca itu, sebab ada hembusan angin pada lapisan atas. Pola angin itu cenderung menyebar. Mengacak-acak sejumlah zat. Jadilah awan pun susah sekali terbentuk. Lantaran awan tak ada, sinar matahari langsung memanggang bumi.


Berapa lama cuaca panas itu mendera. Belum ada jawaban pasti. Yang bisa dilakukan adalah menghitung pola angin dan memperkirakan kapan kemungkinan terbentuknya awan. Dengan hitung-hitungan itu,  lamanya cuaca panas bisa diperkirakan, walau belum tentu tepat juga. 


Berdasarkan analisa BMKG Polonia Medan, cuaca ekstrem akan berlangsung hingga satu pekan mendatang. "Kami perkirakan potensi suhu dengan kisaran diatas 35 akan terjadi satu pekan lagi," jelas Hartanto, Kasi Data dan Informasi BMKG Polonia Medan.


Cuaca panas sepekan belakangan, kata Hartanto, adalah  siklus tahunan. Cuma kali ini suhunya bergeser, mencapai 36,3 derajat Celcius. "Karena biasanya suhu maksimun berkisar 34,1 hingga 35,8 derajar Celcius.”
Suhu wilayah lain di Indonesia juga meningkat. Cuma tidak sepanas sejumlah kota di Sumatera itu. Rata-rata berkisar antara 32 hingga 33 derajat celcius. 


Hingga 57 Derajat Celcius


United Nations World Meteorological Organization (UNWMO), lembaga khusus PBB yang bertugas memantau cuaca dan iklim melaporkan bahwa pada pekan ini, suhu terpanas di Bumi sempat mencapai 46 derajat Celcius. Suhu terdingin mencapai minus 69,1 derajat.
Lembaga UNWMO itu membuat standardisasi pemantauan cuaca. Sekurangnya ada 10 ribu stasiun pengamat di seluruh dunia. Lembaga itu menyediakan jaringan telekomunikasi global untuk mengumpulkan dan mendistribusikan data seluruh stasiun itu.



Dikutip dari Earth Week, temperatur tertinggi pekan ini yang mencapai 114,8 derajat Fahrenheit atau 46 derajat Celcius. Suhu sepanas itu menikam Birni-N’Konni, sebuah kawasan di Nigeria.  Sedang suhu terdingin minus 92,4 derajat Fahrenheit atau minus 69,1 derajat Celcius. Hawan sedingin itu membekap Amundsen-Scott. 


Meski suhu di kedua tempat tersebut tercatat cukup ekstrem, suhu terpanas dan terdingin tersebut belum memecahkan rekor temperatur sebelumnya. 


Menurut data yang dirilis oleh World Meteorological Organization dan dirangkum oleh Arizona State University, suhu terpanas yang pernah yang terjadi di Bumi adalah pada 13 September 1922 di El Azizia, Libya. Ketika itu suhu di kawasan yang berada pada ketinggain 112 meter di atas permukaan laut itu tercatat mencapai 136 derajat fahrenheit atau 57,8 derajat celcius.


Suhu terdingin yang pernah melanda kawasan di Bumi sendiri terjadi pada 21 Juli 1983 di kawasan Vostok, Antartika. Suhu kawasan yang berada di ketinggian 3420 meter di atas permukaan laut itu sempat terjun ke bilangan minus 128,5 derajat Fahrenheit. Minus 89,2 derajat Celcius.

Sumber : Vivanews

itupoker.net Agen Judi Poker, Agen Judi Domino Online Indonesia Terpercaya

itupoker.net Agen Judi Poker, Agen Judi Domino Online Indonesia Terpercaya





Kita tentu pernah mendengar istilah bermain sambil bekerja. Hal ini berarti permainan yang kita mainkan dapat memberikan kesenangan sekaligus keuntungan. Salah satu permainan yang sedang digandrungi saat ini adalah permainan judi poker dan judi domino online. Dimana kita bisa bermain poker secara online dan jika beruntung kita bisa mendapat penghasilan. Salah satu agen poker dan agen domino poker di Indonesia adalah itupoker.net. Dalam web ini kita bisa melakukan taruhan (betting) dengan sesama penjudi secara fair. Permainan dilakukan oleh orang-orang yang mendaftar sebagai member di itupoker.net. Jadi, tidak ada indikasi permainan dilakukan oleh robot atau admin.

Langkah awal dalam melakukan judi domino di itupoker.net sangatlah mudah. Kita cukup mendaftar sebagai member, kemudian login dan melakukan deposit chip. Kita bisa memilih sendiri di meja mana kita akan bermain. Jika kita memenangkan taruhan, kita bisa mencairkan chip yang kita miliki menjadi uang. Selain keuntungan dari permainan judi poker itu, kita juga bisa mendapatkan uang dari program referral, yaitu mereferensikan orang untuk menjadi member di itupoker.net.

Tidak hanya judi poker dan judi domino online, itupoker juga menyediakan judi domino kiu-kiu. Jadi bagi para penggila taruhan, kita bebas memilih permainan yang kita minati.

Bukti apresiasi itupoker.net sebagai agen judi poker dan judi domino online Indonesia terpercaya terhadap membernya, itupoker.net menyelenggarakan kontes SEO yang berakhir pada tanggal 16 Februari 2014. Kontes SEO ini diharapkan dapat menambah member itupoker.net dan menjadikan itupoker.net sebagai agen poker online nomer satu di Indonesia.

Selain kontes SEO, diadakan juga Program Referral ItuPoker dan ItuDomino dengan ketentuan sebagai berikut :

  1. Pihak www.itupoker.com memberikan bonus referensi sebesar 10%.
  2. Potongan meja yang ditentukan sebesar 3% dari nilai jumlah kemenangan anda. Contoh : anda menang sebesar Rp 1.000.000 maka di potong 3% nilai jumlah kemenangan anda menjadi sebesar Rp 970.000.-
  3. Lantas bagaimana cara mendapatkan bonus referensi tersebut dan perhitungannya ?
  4. Ajaklah teman anda sebanyak mungkin untuk bergabung di www.itupoker.com.
  5. Masukkan kode referral anda di kolom kode referral pada saat teman anda melakukan registrasi.
  6. Kode referral anda dapat dilihat setelah anda melakukan login dan klik kolom referensi (akan muncul sebuah kotak yang tertera kode referral anda , catat dan ingat nomor tersebut) dan tekan OK.
  7. Setelah melakukan hal tersebut, maka anda hanya tinggal menunggu teman anda bermain dan anda akan mendapatkan 10% dari teman anda.
  8. 10% tersebut diambil dari potongan 3%, contoh : teman anda menang sebesar Rp 1,000,000,- dikurangi 3% (Rp 30,000) maka Rp 30,000,- x 10% = Rp 3.000,- (nilai referensi yang anda dapat dari teman anda).
  9. Semakin banyak Teman yang anda ajak, maka semakin Besar Bonus yang anda dapatkan.


Tunggu apalagi? Segera unjungi itupoker.net, join dan jmainkan permainannya serta menangkan hadiahnya. Ajak teman anda bergabung juga.

Friday, 24 January 2014

Gempa Kebumen 6,5 SR

Parameter Utama:


Peringatan Dini Cuaca Ekstrim

Peringatan Dini Cuaca Ekstrim



23 January 2014 - 25 January 2014

Adanya daerah tekanan rendah di Laut Arafura serta pumpunan angin memanjang dari Samudera Hindia hingga Jawa dan dari Selat Makasar hingga Laut Arafura. Kelembaban udara cukup tinggi serta suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia yang hangat mempengaruhi pertumbuhan awan hujan diwilayah Indonesia bagian Selatan dan Timur.





a. Wilayah yang berpotensi hujan lebat adalah :
Lampung bagian Barat
Bengkulu bagian Selatan
Kalimantan Utara bagian Utara dan Timur
Kalimantan Timur bagian Timur
Kalimantan Selatan bagian Selatan
Banten bagian Barat dan Selatan
DKI Jakarta bagian Selatan dan Timur
Jawa Barat bagian Barat dan Utara
Jawa Tengah bagian Utara dan Selatan
Jawa Timur bagian Utara, Timur dan Selatan
Bali bagian Selatan
Papua Barat bagian Barat dan Selatan
Papua bagian Selatan dan Barat

b. Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang / puting beliung adalah :
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara bagian Selatan
Maluku
NTB
NTT bagian Timur dan Selatan



Sumber BMKG

Tuesday, 21 January 2014

BUMI DEMAM TINGGI!

BUMI DEMAM TINGGI!

Apa Anda merasakannya?
Malas berlama-lama di bawah sinar matahari?
Tidak juga dengan pertolongan topi atau payung?
Tidak cukup dengan kipas?
Kebutuhan pendingin ruangan kian tinggi?
Pagi terasa seperti siang yang menusuk?
Siang membuat dehidrasi?
Musim kemarau lebih panjang?
Demam berdarah dan malaria muncul dimana-mana?
Hujan deras tiba-tiba datang dan mengundang banjir?


Jawabannya, ya!

"Dekade 1990-an dan 2000-an adalah 10 tahun terpanas!"
World Meteorological Organization.



Kok bisa?

Permukaan bumi dilapisi dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Ketika masuk atmosfer Bumi, panas matahari harus melewati panel ini. Kemudian diserap oleh tanah, air, dan ekosistem lain. Makanya, Bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK, Bumi akan dingin dan beku. Proses ini disebut Efek Rumah Kaca. Secara alami GRK penting. TAPI, GRK di atmosfer bertambah kian hari kian cepat. Bahkan terlalu cepat.
Alhasil, Bumi makin panas! 



AKIBATNYA?

Gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair!
10 – 20% gletser di pegunungan Alpen hilang dalam 20 tahun mendatang. 
Gletser seluas 33.000 km2 di pegunungan Himalaya mencair 
Permukaan air laut naik 9 – 96 cm. Garis pantai bergeser dan penduduk pesisir pantai terancam mengungsi! Termasuk Indonesia. 
Sumber kebutuhan air tawar sepertiga penduduk dunia kering pada tahun 2100. 
Suhu air laut yang panas membuat terumbu karang menjadi putih dan mati, termasuk berbagai jenis ikan karang yang jadi sumber makanan manusia juga. 
Jumlah kelahiran penyu betina lebih banyak dibandingkan penyu jantan akibat suhu pengeraman yang lebih tinggi. 
80% spesies tanaman dan binatang akan punah dalam 1 abad mendatang. 
Kekeringan dan kebakaran hutan di hutan tropis Indonesia kian tinggi. Bagaimana dengan orang utan dan habitatnya? Atau, kita, manusia? 
Beberapa jenis nyamuk pembawa penyakit, seperti demam berdarah dan malaria, menyebar keluar dari daerah tropis. 
Musim kemarau panjang dan musim hujan yang singkat —> gagal panen, krisis pangan. 
Intensitas hujan yang hebat hingga terjadi badai besar, hujan keras, dan banjir. 
Kira-kira 150,000 jiwa tewas setiap tahunnya akibat pemanasan global. Tahun 2003, gelombang udara panas di Eropa menelan 25.482 jiwa. 
Perkiraan kerugian dari perubahan iklim mencapai USD 11 milyar atau sekitar Rp 110 trilyun per tahun! 



KITA, PENYEBABNYA!

Kita seringkali menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dalam beraktivitas. Pertumbuhan penduduk, perkembangan industri, dan teknologi makin menambah parah jumlah emisi GRK yang dilepas ke udara. 


Darimana datangnya GRK?

37% total emisi CO2 datang dari sektor listrik —> polutan terbesar: 23 trilyun ton emisi CO2 per tahun atau lebih dari 700 ton per detik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. 
Pembuangan transportasi. Kendaraan yang mengonsumsi 7,8 liter bahan bakar per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, setiap tahunnya mengeluarkan emisi 3 ton CO2 ke udara! 
Penggundulan atau pembakaran hutan. 


Tahukah Anda?

Saat kita menonton TV, menyalakan AC, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut, bermain video game, menggunakan microwave, mencuci/mengeringkan pakaian dengan mesin cuci, menyetrika baju, dan semua aktivitas yang menggunakan listrik berarti kita sudah membuat Bumi bertambah panas.



Apa yang bisa SAYA lakukan?

Memilih teknologi terbaru yang membutuhkan energi sedikit namun tetap nyaman. Atau, ganti lampu hemat listrik. Menggunakan energi dengan bijaksana akan mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu.
Lebih sedikit gunakan kendaraan dalam perjalanan singkat atau dekat. Jalan kaki, kayuh sepeda, naik mobil beramai-ramai, dan kendaraan umum, selain akan menghemat pengeluaran transport Anda, tentu saja mengurangi karbondioksida. Sekaligus olah raga, kan?
Periksa ban kendaraan Anda. Menjaga "kesehatan" ban Anda secara teratur mengurangi 10 kg karbondioksida di atmosfer. 
Daur ulang sering-sering. Anda bisa menghemat 1200 kg karbondioksida per tahun HANYA dengan mendaur ulang setengah sampah kertas Anda sehari. 
Butuh air hangat untuk mandi, air panas untuk minum kopi dan teh, atau mencuci pakaian? Gunakan secukupnya dan Anda mengurangi 420 kg karbondioksida per tahun. Banyak, kan? 
Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis. Tahukah Anda, setiap kali Anda mengurangi 10% sampah saja, Anda sudah mengurangi 600 kg karbondioksida. 
Tanam pohon, tentu saja. Bayangkan, satu pohon saja bisa menghisap 1 ton karbondioksida sepanjang hidupnya. 
Matikan alat elektronik! TV, DVD, VCD, MP3, stereo, komputer, games, ketika Anda tidak sedang menggunakannya. Anda menghemat beribu-ribu kg karbondioksida per tahun. Tak perlu dipindahkan ke posisi stand-by atau memasang timer karena listrik masih tetap mengalir. Jadi, padam sama sekali. 


Sumber

Efek RUmah Kaca


Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama planet atau satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.



Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya seperti satelit alami Saturnus, Titan ternyata juga memiliki efek rumah kaca.  Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda. Efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Matahari adalah sumber dari segala energi di bumi. Energi cahaya matahari dirubah menjadi energi yang dapat menghangatkan ketika mencapai permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas matahari dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi, sehingga panas dari gelombang radiasi tersebut tersimpan di permukaan bumi yang menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata tahunan bumi.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh penghuni bumi. Karena tanpa adanya efek rumah kaca, suhu permukaan bumi akan sangat dingin. Suhu rata-rata planet bumi sudah meningkat sekitar 33°C menjadi 15°C dari suhu awal yang -18°C. Jika tidak ada efek rumah kaca ini maka permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es, namun jika berlebihan maka akan menyebabkan pemanasan global.
Penyebab
Ada tiga faktor utama tingginya emisi gas rumah kaca, yakni kerusakan hutan dan lahan, penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan dan pembuangan limbah. Ini harus dikendalikan agar emisi gas rumah kaca bisa diturunkan.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan dan 45% diserap permukaan bumi dan 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Gas rumah kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

  • Uap air Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2[1]. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
  • Karbondioksida Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.  Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
  • Metana Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat. Metan berasal dari gas alamiah, pertambangan batubara, kotoran hewan dan tumbuhan yang telah membusuk. Hal yang paling dikhawatirkan para ilmuwan adalah tumbuhan yang membusuk. Beberapa ribu tahun yang lalu, miliaran ton metan terbentuk dari pembusukan tumbuh-tumbuhan Arktik di Kutub Utara. Tumbuhan itu membusuk dan membeku di dasar laut. Saat kutub utara mulai menghangat, metan yang tersimpan di dasar laut itu dapat mempercepat pemanasan di kawasan itu.
  • Nitrogen Oksida Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
  • Gas lainnya Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara. Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

Selain karbon dioksida, ada dua gas lagi yang dikhawatirkan mempercepat pemanasan global lebih buruk lagi. Keduanya adalah metan dan nitrogen triflorida yang berasal dari tanaman purba dan teknologi layar flat-panel. Menurut para pengamat lingkungan, kedua gas tersebut menimbulkan efek rumah kaca seperti karbon dioksida. Bahkan, kedua gas tersebut memberi efek hampir sama dari yang disebabkan karbondioksida. Penelitian terbaru menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir efek kedua gas tersebut semakin meningkat di luar perkiraan. Para pengamat cuaca juga terkejut dengan peningkatan tersebut.

Selama ini gas metan masih menjadi kekhawatiran terbesar setelah karbon dioksida. Pasalnya, gas tersebut dianggap sebagai gas efek rumah kaca kedua setelah karbon dioksida berdasar besarnya efek pemanasan yang dihasilkan dan jumlahnya di atmosfer. Gas metan menyumbang sepertiga dari efek karbondioksida terhadap pemanasan global.
Para ilmuwan telah berupaya untuk mempelajari bagaimana proses tersebut akan bermula. Saat ini data yang terkumpul masih berupa data awal, belum ada kesimpulan. Tetapi para ilmuwan tersebut mengatakan apa yang mereka lihat di awal ini adalah permulaan pelepasan metan di kutub utara.
Dalam delapan tahun terakhir kadar metan di atmosfer masih stabil yang diperkirakan setiap 40 menit oleh monitor pengawas dekat tebing di tepi laut. Tetapi pada 2006 hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan. Jumlah gas metan di udara melonjak dari sekitar 28 juta ton pada Juni 2006 hingga Oktober 2007. Saat ini jumlahnya sudah mencapai 5,6 miliar ton metan di udara. Jika hal ini terus terjadi, maka akan buruk efeknya. Saat kadar metan terus meningkat, tentunya akan mempercepat perubahan iklim. Di lain pihak, kadar nitrogen triflorida di udara diperkirakan meningkat empat kali lipat beberapa tahun terakhir dan 30 kali lipat sejak 1978. Namun, peningkatan tersebut hanya menyumbang 0,04 persen dari total efek pemanasan global yang disebabkan oleh karbondioksida. Gas ini biasanya digunakan sebagai semacam pembersih pada industri manufaktur televisi dan monitor komputer serta panel.
Nitrogen triflorida yang dihiting dengan skala bagian per triliun di udara selama ini memang dianggap ancaman tak berarti. Menurut profesor geofisika Ray Weiss di Lembaga Oseanografi, upaya awal untuk mengetahui jumlah gas tersebut di udara memang diremehkan mengingat jumlahnya yang tak terlalu besar.
Tetapi gas tersebut justru dikategorikan sebagai salah satu gas yang lebih berbahaya karena ratusan kali lebih kuat menyimpan panas daripada karbondioksida. Sedangkan metan hanya 20 kali lebih berbahaya dari karbondioksida per basis molekul. Karbondioksida masih menjadi gas yang paling berbahaya karena kadarnya yang sangat tinggi dan pertumbuhannya yang cepat.
Menurut penelitian sebuah survei di musim panas, menemukan kadar metan di Laut Siberia timur meningkat dari 10.000 kali lebih tinggi dari kadar normalnya. Peningkatan dua gas tersebut adalah fenomena baru.
Dampak
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Dunia telah kehilangan hampir 20 persen terumbu karangnya akibat emisi karbon dioksida. Laporan yang dirilis Global Coral Reef Monitoring Network ini merupakan upaya memberi tekanan atas peserta konferensi PBB mengenai iklim agar membuat kemajuan dalam memerangi kenaikan suhu global. Jika kecenderungan emisi karbon dioksida saat ini terus berlangsung, banyak terumbu karang mungkin akan hilang dalam waktu 20 sampai 40 tahun mendatang, dan ini akan memiliki konsekuensi bahaya bagi sebanyak 500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk memperoleh nafkah mereka. Jika tak ada perubahan, kita akan menyaksikan berlipatnya karbon dioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Karena karbon ini diserap, samudra akan menjadi lebih asam, yang secara serius merusak sangat banyak biota laut dari terumbu karang hingga kumpulan plankton dan dari udang besar hingga rumput laut. Saat ini, perubahan iklim dipandang sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang. Ancaman utama iklim, seperti naiknya temperatur permukaan air laut dan tingkatan keasaman air laut, bertambah besar oleh ancaman lain termasuk pengkapan ikan secara berlebihan, polusi dan spesies pendatang.

Pencegahan
Penanaman satu miliar pohon per tahun bisa menurunkan emisi gas rumah kaca, sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan bisa tercapai. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 26 persen pada 2020 mendatang, antara lain melakukan upaya pengendalian kerusakan hutan, penggunaan energi dan transportasi, serta pengolahan limbah. Penurunan gas rumah kaca di Indonesia bisa diturunkan hingga 41 persen, bila mendapatkan dukungan dari luar negeri. Kalau ada dukungan dari luar negeri, maka penurunan emisi bisa bertambah 15 persen, sehingga bisa 41 persen penurunannya.
Penting dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan, pemberantasan pembalakan liar, pencegahan deforestasi dan pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan energi ramah lingkungan dan transportasi yang efisien juga bisa membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kawasan Konservasi Mangrove ini sangat baik untuk membantu penurunan emisi gas rumah kaca, selain merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050. (sumber: Nature, Oktober 2003)
Nama resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). Ia dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk penanda tanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004.